Friday, June 6, 2008

TOPIK UTAMA

Gerakan Sehari-Hari Bersepeda
SEPEDA, SOLUSI PERADABAN MODERN
Selamat bertemu, salam kenal para pesepeda Indonesia. Koran Sepeda hadir untuk menjawab kebutuhan media komunikasi para pesepeda, yang makin bertambah jumlahnya, tapi tetap saja belum punya koran sepeda sendiri. Sepeda, sudah lama sekali kita kenal. Alat transportasi ini benar-benar luar biasa: praktis, efisien, gaya, super ramah lingkungan, menyehatkan, mobile, selalu mengikuti arus zaman.
Di negeri maju, sepeda menjadi sebuah alat yang tak tergusur oleh kemajuan zaman. Setiap rumah di sana punya sepeda. Orang lebih memilih bersepeda daripada harus mengeluarkan asap karbon dari knalpot. Bersepeda merupakan sebuah kenikmatan, lebih-lebih di Eropa. Ada jalur khusus sepeda di tengah lingkungan hijau. Mau naik kereta api, atau trem, sambil nenteng sepeda ya monggo, orang di sana sudah sangat terbiasa dengan hal itu.
Parkir sepeda di sana juga sangat gampang dan ada di setiap tempat, baik toko, sekolah, teater, apalagi stasiun kereta. Di setiap stasiun kereta Belanda, misalnya, kita bisa saksikan sepeda diparkir bertumpuk-tumpuk karena saking banyaknya orang menggunakan sepeda dari rumah ke stasiun untuk kemudian melanjutkan ke kantor atau sekolah atau ke manapun dengan kereta antarkota. Jangan heran kalau di parkiran itu kita lihat banyak sepeda yang tanpa sadel atau stang. Kedua perangkat itu sengaja dicopot si empunya, biar sepedanya enggak hilang dicuri. Dicuri?
Ya, pencurian sepeda memang hal biasa. Sebab orang sangat butuh sepeda. Lalu kalau pas terburu-buru, ada saja orang yang ngambil sepeda sembarangan di tempat parkir. Motifnya cuma nggak mau repot mencari sepedanya di tumpukan parkiran yang menggunung. Tapi, tentu saja ada juga motif kriminal. Di Belgia, konon pencurian sepeda angkanya sudah sangat tinggi dan membuat sibuk polisi setiap hari. Lucunya, sepeda yang hilang ternyata juga banyak yang kemudian ditemukan di tempat lain bahkan kota lain, ditinggal begitu saja di parkiran stasiun, taman atau di depan toko!!
Beda dengan Indonesia. Masyarakat negeri yang sedang berkembang, sedang beranjak dari miskin ke kaya harta tapi miskin jiwa, ini sedang getol mengkonsumsi semua barang modern, termasuk alat transportasi bermesin. Sepeda motor jumlahnya menggila dalam 5 tahun terakhir. Begitu pula dengan mobil pribadi. Tidak hanya kemacetan yang terjadi, tapi juga kekonyolan berkendara! Kita belum siap dan tidak ada upaya menyiapkan diri dengan software mental tata tertib dan etika berlalu lintas ketika digelontor kemudahan membeli motor atawa mobil. Sepeda dianggap kuno, tidak gengsi dan memalukan. Apalagi kita juga cenderung malas menggerakkan badan. Jadilah sepeda tersingkir. Makin terpinggir. Makin ke hilir. Makin diapkir. Tak pernah dipikir!!
Padahal sepeda merupakan solusi peradaban modern. Alam jadi ramah. Hidup jadi murah. Gaul jadi meriah. Tidak perlu ada asap, tidak perlu ada klakson yang memekakkan, tidak perlu ada tabrakan dan serempetan yang mematikan. Singkat kata, sepeda sudah sangat perlu ditegakkan lagi martabatnya.
Kita sangat menghargai upaya teman-teman yang telah memelopori gerakan bersepeda, sebut misalnya para ontelis sepeda lawas yang sudah menjamur di berbagai kota seperti Podjok, Koba, BOC, POC, GOC, JOC, bike to work, juga rekan Indonesia Folding Bike Community, serta kelompok lain yang tidak bisa disebut satu per satu dari seluruh penjuru tanah air
.
Koran Sepeda hadir untuk ikut menggelorakan kembali semangat hidup sehat dengan bersepeda. Kalau sekarang eforia bersepeda masih relatif sebatas seremonial, target koran ini adalah berkampanye sampai kita menempatkan sepeda bagian dari hidup keseharian kita. Jalannya terlihat panjang dan berliku untuk mencapai ideal itu. Adalah kenyataan bahwa lingkungan hidup kita jauh dari memadai untuk bersepeda dengan nyaman. Kita tidak bisa sekadar mengkampanyekan gerakan bersepeda tanpa mengajak para walikota menyediakan jalur sepeda dan lingkungan hijau. Kita juga perlu mengajak para pemilik lahan dan gedung publik, baik swasta maupun pemerintah, untuk menyediakan tempat parkir khusus sepeda. Masih banyak pekerjaan rumah di depan untuk melaksanakan kampanye hidup bersepeda sampai mewujudkan masyarakat bersepeda.
Tapi kami yakin, dengan segala filosofi kesederhanaan sepeda, hidup orang per orang sampai tingkat bangsa, akan jadi makin sehat. Berakal sehat, berbudi sehat. Hanya dengan partisipasi Anda, sidang pembaca, koran ini akan menemui tujuannya. Dengan senang hati dan penuh harap, kami menanti peran dan kontribusi Anda membuat dunia dan hidup jadi lebih nyaman melalui koran ini.

Salam Sepeda, Salam Sehat, Salam Damai. (Tedi)
folding bike photo courtesy by www.dahon.com

Advertising


SILAKAN PASANG IKLAN DI SINI

AMAT DIBUTUHKAN:
SUKARELAWAN / VOLUNTEER PENGELOLA
REDAKSI KORAN SEPEDA
Buat Siapa Saja, yang penting Seneng NgeBlog, Seneng Sepeda, Punya Visi Menyepedakan Lingkungan dan Melingkungankan Sepeda
Silakan Telp/SMS ke Tedi 0881 270 7787
email: jogjafoldingbike@gmail.com